Penghargaan Proklim Di Provinsi Maluku Ada Kategorinya, Ini Kata Kadis Lingkungan Hidup Maluku
MALUKUTERCINTANEWS.COM, Berkaitan dengan penerimaan Trophy Proklim Utama, Sertifikat Proklim Utama, dan Sertifikat Proklim Madya, yang dilakukan pada hari Selasa (7/11/23), Minggu kemarin yang diberikan dari Kementerian ke provinsi, Provinsi ke kota, dan kota menyerahkan langsung pada daerah-daerah yang berhak menerima Proklim tersebut, maka selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku (Roy C. Siauta), yang di temui beberapa awak media di ruang kerjanya, Selasa (14/11/2023) pukul 10:30 Wit.
Kepada wartawan Siauta mengatakan, “Sesuai dengan usulan kami Dinas Lingkungan Hidup, tahun ini ada sekitar 27 lokasi Proklim yang ada di provinsi Maluku, terdiri dari:
– Kota Ambon sebanyak 10 lokasi diantaranya; 1 mendapatkan tropy Proklim Utama, 5 mendapatkan Sertifikat Proklim Utama, dan 4 lokasi yang mendapatkan Sertifikat Proklim Madya.
– Kabupaten Maluku Tengah dengan 8 lokasi diantaranya; 3 mendapatkan sertifikat Proklim Utama, dan 5 lokasi mendapatkan Sertifikat Proklim Madya.
– Kabupaten SBB sebanyak 3 lokasi yang mendapatkan Sertifikat Proklim Utama.
– Kabupaten Buru dengan 1 lokasi yang mendapatkan 1 Sertifikat Proklim Pratama.
– Kabupaten Buru Selatan dengan 1 lokasi yang mendapatkan Sertifikat Proklim Pratama.
– Kabupaten Kepulauan Tanimbar dengan 3 lokasi yang mendapatkan 3 Proklim Pratama.
Tambahnya, “Dari usulan itu juga, kita di kota Ambon ini mendapat satu Trophy Proklin Utama yaitu Desa kayu Putih Negeri Soya kecamatan Leitimur Selatan, yang pada Minggu kemarin sudah dilakukan penyerahan langsung, dari Kementerian ke provinsi, Provinsi ke kota, dan kota sudah serahkan langsung pada acara penyerahan yang dimaksud”.
“Oleh karen itu, di tahun ini 27 ditambah dengan dari tahun 2018 sampai sekarang itu, total lokasi kampung iklim yang terbentuk di Provinsi Maluku ada 70, dan Proklim ini merupakan program Kementerian lingkungan hidup, yang mengapresiasi kegiatan masyarakat atas inisiatif sendiri, bukan atas bantuan pemerintah, mereka melakukan kegiatan-kegiatan mitigasi, adaptasi, memimpin atas upaya diri sendiri dan kelompok,” bebernya.
“Tugas kami Dinas Lingkungan Hidup hanya memfasilitasi karya-karya mereka, lewat usulan-usulan ke Kementerian, setelah itu Kementerian verifikasi dan diberikan-lah penghargaan, yang jelas bahwa pemerintah sangat mengapresiasi kerja-kerja dari kelompok Proklim yang mengupayakan mitigasi dan adaptasi atas keinginan, atas dorongan dan kemauan mereka sendiri,” tutur Siauta.
Dirinya berharap, di tahun depan nanti di semua kabupaten kota itu wajib ada, sehingga terbagi seluruh kampung iklim itu menyebar di seluruh 11 kabupaten, dan kami berharap juga kepada masyarakat bahwa terkait dengan perubahan Iklim ini, yang merupakan suatu hal yang memang harus ditangani secara serius, sehingga bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi juga seluruh masyarakat, maupun stakeholder terlibat di dalam proses-proses tersebut.
“Karena apa yang kita lakukan kemarin, hari ini dan esok, itu dipertanggung jawabkan untuk generasi berikutnya, supaya mereka bisa merasakan situasi lingkungan yang bersih, dan sehat, Sehingga lingkungan ini bisa dinikmati oleh semua generasi, dan oleh semua orang,” pungkas Siauta.
Dirinya juga menjelaskan terkait dengan informasi yang dikatakan bahwa pembangunan laboratorium yang sudah selesai, namun belum terisi dengan berbagai perlengkapan, “Saya rasa informasi itu keliru dan salah persepsi, karena awalnya memang anggaran itu untuk pengadaan peralatan tahun kemarin, tetapi hasil penginputan kemarin setelah kita melakukan evaluasi terhadap proses itu, ternyata penginputan yang dilakukan tidak sesuai dengan RKA yang ada di Dinas Lingkungan Hidup, dan baru akan dilaksanakan prosesnya, sementara sudah jalan, mudah-mudahan semuanya dapat berjalan secara baik, sehingga sebelum akhir tahun nanti semua peralatan sudah ada,” tutupnya. (AH)