PPDB SLB Negeri Batu Merah Telah Berjalan Baik. Ini Kata Kepsek
MALUKUTERCINTANEWS.COM, Senin (29/07/24) PADIL SARIP MAKO, S.Si, M.Pd yang adalah Kepala Sekolah SLBN. Batu Merah ketika di wawancara perihal PPDB beliau menerangkan bahwa untuk saat ini Sekolah Luar Biasa Negeri Batu Merah terkait dengan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Sekolah luar biasa ini menerima peserta didik yang punya hambatan, dengan kondisi disabilitas. Dengan kondisi disabilitas itu maka kami punya komitmen bahwa sekolah luar biasa tetap menerima peserta yang memiliki hambatan,” terangnya
“Aturan regulasinya peserta didik yang berkebutuhan khusus bisa bersekolah di mana saja, dengan adanya penerimaan siswa didik baru ini kami sudah menerima 14 siswa di tahun ajaran 2024/2025 untuk tingkat sekolah dasar,” sambung Padil.
Padil juga menjelaskan bahwa kondisi mereka (peserta didik) semua rata-rata dengan hambatan autis sehingga dibutuhkan satu guru satu siswa dalam pembelajaran mengingat kondisi peserta didik yang saat ini aktif skali.
“Semua siswa disini kita berikan penguatan supaya ketika lepas di dunia luar mereka sudah punya mental bahwa saya yang memang berbeda tetapi, saya kuat untuk menghadapi lingkungan,” ucapnya.
Disini kita berikan pelayanan sesuai dengan kondisi hambatan mereka.
Disini ada 8 jenis pendidikan khusus : tunatetra, tunalaras, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, tunaganda, autis dan layanan khusus.
Kita memiliki tingkat kesulitan di karakteristik siswanya, karena setiap siswa walaupun sesama tunarungu tetap berbeda karakter
Kita punya ekstrakurikuler seni dan olahraga. Ada seni tari, seni musik, dan pantomim. Untuk olahraganya yaitu bocce. Bocce merupakan olahraga yang pelaksanaannya menggabungkan antara bowling dan biliar yang diperuntukan bagi anak tunagrahita atau disabilitas.
Sementara itu prestasi anak-anak kami ada yang sampai tingkat nasional, seperti lomba desain grafis mendapat juara 3 tingkat nasional.
Tidak lupa Padil menyampaikan terima kasih Kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan memberikan fasilitas-fasilitas seperti pembangunan gedung sekolah yang direhab, untuk perbaikan standar pelayanan minimum buat peserta didik. Selain itu dinas pendidikan juga memberikan penguatan kepada kita terkait dengan pembelajaran-pembelajaran dan tingkat kepedulian dari pemerintah sudah cukup baik untuk pendidikan khusus ini.
Harapan Padil sendiri berfokus kepada peserta didik, karena peserta didik ini adalah salah satu corong juga buat kita. Masih banyak peserta didik dengan kebutuhan khusus yang belum terlayani dengan baik. Mungkin masih banyak di sudut-sudut desa, sudut-sudut kampung yang belum terlayani. Melalui media pers atau juga lewat masyarakat buatlah corong-corong itu bahwa mereka juga mempunyai hak terutama dalam berpendidikan. (MTN03)