Kisruh di Bawaslu Aru, Alan Jacobus Diduga Abaikan Rekomendasi Bupati Gonga

MALUKUTERCINTANEWS.COM, Dobo, Kepulauan Aru,- Ratusan masyarakat Kepulauan Aru dan Tua-Tua Adat dari Lembaga Majelis Adat Aru Ursia Urlima (MAA-UU) mendatangi Kantor Bawaslu dan Kantor Bupati Kepulauan Aru untuk memasang SIR atau Sasi Adat Aru, Jumat (06/09/2024).
Aksi boikot dua Kantor Pemerintah ini berawal dari rasa kekecewaan masyarakat Adat Aru terhadap sikap Ketua Bawaslu Kepulauan Aru Alan Jacobus yang mati-matian memperjuangkan Maria Beatrik Lekawael dilantik jadi Sekertaris Bawaslu Kepulauan Aru, menggeserkan posisi Freddy Sogalrey sebagai representasi Anak Adat Aru.
Padahal Freddy Sogalrey direkomendasikan langsung oleh Bupati Kepulauan Aru dr. Johan Gonga untuk dilantik dan melanjutkan kepemimpinannya dalam Jabatan Sekertaris Bawaslu Kabupaten Kepulauan Aru.
“Bupati sudah mengeluarkan rekomendasi atas nama diri saya sendiri (Edy Sogalrey), tapi malah yang dilantik orang lain, bukan saya,” ujar Sogalrey saat aksi di depan Kantor Bupati Aru.
Masa aksi mendesak Bupati Johan Gonga agar memberikan sanksi tegas kepada Alan Jacobus dengan segerah menarik kembali yang bersangkutan pada tugas pokoknya sebagai sorang ASN lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Aru, karena dianggap sama sekali tidak menghargai Rekomendasi Bupati.
Selain itu, mereka juga mendesak Bupati Kepulauan Aru segera menyurati Bawaslu RI untuk membatalkan Surat Keputusan pengangkatan Maria Beatrik Lekawael selaku Sekretaris Bawaslu Aru dan digantikan sesuai Rekomendasi Bupati.
“Kami menolak dengan tegas Maria Beatrik Lekawael selaku Sekretaris Bawaslu Aru, karena sikap Ketua Bawaslu Aru telah menginjak-injak harga diri kami orang Aru,” teriak masa aksi.
Freddy Sogalrey yang menjadi korban dari rencana jahat Ketua Bawaslu Aru itu, mengatakan telah berupayah sebanyak 4 kali, dan telah mendapatkan undangan pelantikan dirinya selaku Sekretaris Bawaslu Aru, namun sayangnya saat tiba di Bawaslu RI nama yang akan dilantik adalah Maria Betriks Lekawael.
“Setelah saya berkoordinasi di Bawaslu RI baru panitia minta maaf katanya bukan saya yang akan dilantik tetapi orang lain,” beber Sogalrey.
Entah mengapa Alan Jacobus yang berlatar belakang ASN itu begitu berani mengabaikan Rekomendasi Bupati Kepulauan Aru selaku atasan tertingginya di Pemda setempat.
Belakangan, dalam penelisuran media ini, beberapa sumber terpercaya yang engan nama mereka dikorankan, menyebutkan kuat dugaan Alan Jacobus telah terafliasi dengan kepentingan salah satu pasangan Bakal Calon Bupati di Aru sehingga skenario ini sengaja dimainkan untuk memuluskan kepentingan politik mereka pada Pilkada Aru tahun 2024 ini.
Dalam pantauan media ini saat aksi berlangsung, masa aksi yang mendatangi Kantor Bupati Kepulauan Aru tidak bertemu langsung dengan Bupati dr. Johan Gonga karena Beliau sementara berada di luar daerah dan hanya bertemu dengan Asisten I Fredrik Piter Gaite, Asisten II, Aris Gainau, Kasat Pol PP, Robertus Ngeborsiang dan Kepala Kesbangpol Aru, Joel Gaite.
Masa aksi bersepakat untuk pemasangan Sasi Adat Aru dalam simbul pemancangan daun kelapa tetap berada pada 2 kantor pemerintah itu hingga tuntutan mereka terjawab, dengan tetap tidak menggangu aktivitas Pegawai di Kantor Bupati Kepulauan Aru.(Tim)